Senin, 21 April 2014

Perihal Mencari Adopter itu...

Mungkin memang saya saja yang aneh.
Saya punya pemikiran berlebihan saat mencari dan memutuskan untuk menyerahkan kucing saya pada adopter yang baik.
Entah ini terkesan sombong atau "semena-mena" tapi saya memang melihat kondisi finansial dari calon adopter kucing saya. Bukan untuk memeras atau menyepelekan kesanggupan seseorang, tapi realitanya ada biaya yang cukup besar yang dibutuhkan untuk memberi perawatan pada kucing-kucing ini. Dari hal memberi pakan, vitamin, snacks, kebutuhan grooming, vaksin, dan keperluan apabila sewaktu-waktu perlu diperiksakan ke dokter hewan..tentu semua itu butuh biaya. Inilah yang membuat saya tidak merasa bersalah untuk memikirkan hal itu pada calon adopter kucing saya nanti.
Saat paling menyedihkan adalah perpisahan dengan rasa bersalah di dalam hati.
Betapa tidak? keputusan untuk menyerahkan si kucing pada adopter bisa jadi hasil dari sebuah kegagalan dalam memelihara makhluk ciptaan Allah. Para pembaca boleh tidak sependapat, tapi setidaknya itulah yang terbersit dalam benak saya.
Dalam kasus Mori, dia sudah mengalami kelahiran sebanyak 3 kali dan menurut saya ini harus diakhiri.
Alasannya? Mori sudah terbilang tua untuk mengalami kelahiran, dan untuk kucing betina seusia dia, masa bunting akan jadi sangat rentan untuk mengalami kegagalan, bahkan kematian.
Alasan kedua, kalau kucing seusia Mori mengalami masa birahi dan tidak mendapat "partner", Mori berpotensi mengalami infeksi pada uterus nya (fyi ini umum terjadi pada kucing betina manapun).
Tapi saya kecolongan.
Ya, alibi yang tepat dan singkat tanpa perlu menjelaskan secara detail kalau dia sempat kabur dan kawin.
Dan seperti yang sudah bisa diduga, anaknya lahir 7, yang satu tidak berkembang (mati ketika masih jadi janin), yang satu lagi lahir dengan usus terburai keluar, dan yang ketiga lahir dengan ukuran amat kecil dan sangat lemah. Si mungil ini mati 2 hari setelah dia lahir.
Ada 4 kitten yang masih bertahan hidup dan tentu saja, saya harus mencari adopter yang tepat untuk mereka. Sayangnya hal ini tidak pernah semudah yang saya inginkan.
Apakah setelah di adopt mereka akan dijual?
Apakah yang betina di-breeding terus demi uang?
Apakah mereka tidak akan pernah di steril (fyi, saya mendukung sterilisasi)
Apakah mereka akan dibuang ketika mereka sakit?
Ya. Terlalu berlebihan memang, tapi pemikiran ini tidak akan muncul tanpa sebab. Pemikiran ini tidak akan muncul kalau tidak ada bukti bahwa ada orang-orang yang tidak bermodal, bahkan menipu demi uang. Mendapat kucing hibahan yang mereka gunakan sebagai indukan dan di-breeding untuk mendapatkan anaknya lalu mereka jual, & kalau kitten tsb lahir dalam keadaan sakit akan mereka buang di got di dalam pasar, atau dibiarkan mati begitu saja dalam keadaan mengenaskan. Pemikiran ini tidak akan muncul kalau tidak ada bukti bahwa ada orang yang mengambil kucing hibahan untuk mereka jual. Pemikiran ini tidak akan muncul kalau tidak ada bukti bahwa manusia cukup egois untuk melakukan semua itu. Demi uang.

Saya bersyukur sejauh ini saya telah mendapatkan adopter-adopter baik hati & terpecaya, namun untuk mencari adopter lain untuk yang kesekian kali ini sepertinya lebih susah..
well..saya masih punya waktu sekitar 2 bulan lagi untuk bergalau ria memikirkan hal ini..huff..

P.S
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya mendukung sterilisasi.
Terdapat fatwa & aturan yang jelas mengenai hal ini.
Saya tidak mendukung perdebatan semu jadi hargai saja keputusan pada masing-masing pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar